Greenshot ini pemain lama dalam urusan screenshot tapi sampai sekarang masih lumayan terpelihara. Biarpun ada sejumlah aplikasi capture lain yang bermunculan, masih banyak yang lebih menyukai Greenshot. Bukannya tidak mau move on, tapi memang beberapa kenyamanannya sulit untuk ditandingi.
Salah satu kenyamanannya yaitu berupa sebuah kotak menu yang muncul setelah menekan tombol Printscreen. Mau langsung di-save, disimpan dengan nama sesuai selera, diedit dengan editor internal, diupload, atau di-print? Tinggal pilih.
Kalau kotak menu tersebut justru dirasa mengganggu, masuk ke Preferences, lalu atur supaya menu tidak muncul.
Selain itu, keunggulan lain yang jarang ada pada aplikasi-aplikasi printscreen lainnya, Greenshot bisa diatur untuk melakukan beberapa task sekaligus ketika memproses output.
Misalnya, setiap screenshot bisa disimpan, di-upload dan dicetak sekaligus, dan semuanya itu terjadi secara otomatis.
Pengguna cuma perlu menekan Printscreen dan kemudian Greenshot akan menjalankan seluruh task yang sudah diatur sebelumnya.
Cek juga fitur yang namanya Interactive Window Capture. Saat diaktifkan, area capture akan berubah-ubah secara dinamis mengikuti bentuk interface yang menjadi targetnya. Perubahan paling mencolok bisa dilihat ketika memindah area capture dari desktop ke taskbar.
Yang tidak kalah pentingnya adalah penamaan file. Pengguna diberi keleluasaan untuk memberi nama file secara otomatis pada setiap screenshot dengan menggunakan parameter-parameter tertentu.
Selebihnya biasa saja. Internal editor-nya lumayan, ada efek sobekan juga, tapi secara keseluruhan saya lebih suka dengan editornya Screenpresso (lebih fleksibel dan cantik).
Intinya, Greenshot ini bagus, layak buat dinobatkan sebagai top player dan dimasukkan ke daftar aplikasi screenshot terbaik.
Minat? Cari link download-nya dari sini: http://getgreenshot.org/
Oh ya, sebagai catatan, Greenshot membutuhkan tenaga yang lebih besar daripada Free Shooter, sekitar 20 - 30an MB.
Salah satu kenyamanannya yaitu berupa sebuah kotak menu yang muncul setelah menekan tombol Printscreen. Mau langsung di-save, disimpan dengan nama sesuai selera, diedit dengan editor internal, diupload, atau di-print? Tinggal pilih.
Kalau kotak menu tersebut justru dirasa mengganggu, masuk ke Preferences, lalu atur supaya menu tidak muncul.
Selain itu, keunggulan lain yang jarang ada pada aplikasi-aplikasi printscreen lainnya, Greenshot bisa diatur untuk melakukan beberapa task sekaligus ketika memproses output.
Misalnya, setiap screenshot bisa disimpan, di-upload dan dicetak sekaligus, dan semuanya itu terjadi secara otomatis.
Pengguna cuma perlu menekan Printscreen dan kemudian Greenshot akan menjalankan seluruh task yang sudah diatur sebelumnya.
Cek juga fitur yang namanya Interactive Window Capture. Saat diaktifkan, area capture akan berubah-ubah secara dinamis mengikuti bentuk interface yang menjadi targetnya. Perubahan paling mencolok bisa dilihat ketika memindah area capture dari desktop ke taskbar.
Yang tidak kalah pentingnya adalah penamaan file. Pengguna diberi keleluasaan untuk memberi nama file secara otomatis pada setiap screenshot dengan menggunakan parameter-parameter tertentu.
Selebihnya biasa saja. Internal editor-nya lumayan, ada efek sobekan juga, tapi secara keseluruhan saya lebih suka dengan editornya Screenpresso (lebih fleksibel dan cantik).
Intinya, Greenshot ini bagus, layak buat dinobatkan sebagai top player dan dimasukkan ke daftar aplikasi screenshot terbaik.
Minat? Cari link download-nya dari sini: http://getgreenshot.org/
Oh ya, sebagai catatan, Greenshot membutuhkan tenaga yang lebih besar daripada Free Shooter, sekitar 20 - 30an MB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar